MARKET VALUE DAN BOOK VALUE
Nilai Pasar (Market Value) dapat didefinisikan
sebagai suatu harga di mana baik pembeli maupun penjual berkehendak melakukan
transaksi. Menurut Random House
Dictionary of the English Language, market value adalah : “Harga yang mungkin
dari suatu properti jika dijual pada pasar terbuka.
Menurut American Institute of Real Estate Appraisers,
yaitu “Harga yang paling memungkinkan, pada suatu waktu tertentu, dalam bentuk
uang atau yang dapat disamakan dengan uang, di mana penjualan properti tersebut
dilakukan melalui suatu penawaran dalam waktu yang mencukupi pada suatu pasar
kompetitif yang memungkinkan terjadinya transaksi yang wajar, di mana penjual
dan pembeli melakukan transaksi dengan hati-hati/bijaksana, mempunyai
pengetahuan yang mencukupi tentang properti yang dijual/dibeli, serta keduanya
tidak dalam paksaan dalam melakukan transaksi”.
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa, Nilai Pasar adalah harga dari suatu transaksi yang memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
• Pembeli dan penjual berkehendak melakukan transaksi;
• Dalam keadaan pasar terbuka;
• Penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang mencukupi mengenai obyek yang ditransaksikan;
• Jangka waktu penawaran mencukupi;
• Pembelian/penjualan istimewa diabaikan.[1]
• Pembeli dan penjual berkehendak melakukan transaksi;
• Dalam keadaan pasar terbuka;
• Penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang mencukupi mengenai obyek yang ditransaksikan;
• Jangka waktu penawaran mencukupi;
• Pembelian/penjualan istimewa diabaikan.[1]
Nilai Buku (Book Value) adalah :
1. Biaya
perolehan (historical cost) yang
dikurangi dengan sejumlah penyusutan yang telah dibebankan yang muncul selama
umur penggunaan aset tersebut.[2]
2. Adalah
nilai aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban perusahaan
(termasuk pembayaran dividen perusahaan). [3]
3. Nilai
aset perusahaan yang tertera pada catatan per-akun-an, umumnya tidak sama
dengan nilai pasar; biasanya, yang dicatat adalah harga ketika aset tersebut
dibeli; setiap tahun nilai aset tersebut dikurangi/didepresiasikan dan
pengurangan nilai tersebut dibebankan pada pendapatan perusahaan; nilai buku
adalah biaya dikurangi akumulasi depresiasi (book
value).[4]
Yang paling sering
digunakan oleh perusahaan adalah book value. Karena :
1.
Pelaku pasar bisa memprediksi
berapa nilai jual yang akan ditawarkan oleh calon emiten (pihak
yang menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat melalui Pasar Modal.).
2.
Nilai buku sering juga dimanfaatkan
untuk mengukur apakah satu saham masih murah atau sudah jenuh beli (overbought)
alias mahal. Caranya dengan membandingkan antara harga pasar dengan nilai
bukunya.
Selain itu, ada beberapa faktor yang ikut menentukan dalam penggunaan market value, seperti : likuiditas saham
di pasar, jumlah floating share, dan lainnya. Yang bukan satu rahasia
jika ada saham yang secara fundamental cukup bagus tetapi tidak likuid sehingga
harga saham di pasar tidak mencerminkan nilai buku yang sebenarnya. Kemungkinan
yang lain adalah bahwa harga pasar sama atau mendekati nilai buku, sehingga
perusahaan lebih memilih menggunakan book
value daripada market value.[6]
-o0o-
EFEKTIVITAS
DAN EFESIENSI MENURUT PETER DRUCKER
Menurut Peter Drucker,
ahli manajemen :
Efektivitas : Melakukan pekerjaan yang benar (Doing the right things)
Efesiensi : Melakukan pekerjaan dengan benar (Doing thing right)
Hal terpenting menurut
Peter Drucker : Managing for Results,
1964, adalah :
“
Bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar, tetapi bagaimana menemukan
pekerjaan yang benar untuk dilakukan, dan memusatkan sumber daya dan usaha pada
pekerjaan tersebut “[7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar